Catatan Kecil Bendung Karet Kali Lamong BBWS Solo

Gresik, Panggung Modus Operandi – Pembangunan Bendung Gerak (Karet) Kali Lamong, Gresik, Jawa Timur sepertinya hanya menghambur-hamburkan uang negara. Hingga kini Bendung Karet Kali Lamong yang rencananya untuk persediaan air baku dan industri hingga kini belum bisa terwujud. Begitupun dengan para petani tambak ikan, mereka belum bisa menikmati Dam Karet Kali Lamong dimaksud.

Proyek yang menghabiskan dana puluhan miliar tersebut, sampai saat ini diabiarkan tidak terurus. Balai Besar Wilayah Bengawan Solo terkesan membiarkan Dam Karet Kali Lamong mangkrak dan tidak ada manfaatnya.
Bagaimana tidak, lahan yang sudah dibebaskan. Hingga kini diduga disewakan kepada oknum pembudidaya ikan, hal ini menyebabkan upaya pemerintah membangun Bendung Karet Kali Lamong yang seharusnya bermanfaat bagi masyarakat menjadi sia-sia.

Ditambah lagi, bangunan penunjang terkesan dibiarkan tidak terurus. Sementara Karet bendungnya sudah pada sobek-sobek, dimana fungsi yang seharusnya bisa menahan air laut, ketika pasang air laut.
Dengan tidak didayagunakan Bendung Karet Kali Lamong ini, membuat masyarakat sekitar yang mayoritas sebagai pembudidaya ikan hanya bertanya-tanya. Karena hingga saat ini bangunan Bendung Karet tersebut bisa dibilang hanya membuang-buang uang negara.

Seperti diberitakan Panggung Modus Operandi, Kali Lamong letaknya di Kabupaten Gresik Provinsi Jatim yang bermuara ke Teluk Lamong yang berbatasan dengan Kota Surabaya dialiran kali lamong ini. Pada tahun 1995 pemerintah pusat melalui Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo dulu dinamakan Kantor Induk Ditjen Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum membangun Bendung Gerak Karet yang fungsinya menyediakan air baku untuk kebutuhan masyarakat dan industri yang ada disekitarnya.

Sayangnya bangunan Bendung Karet serta prasarana penunjangnya, yang dibangun menelan dana puluhan miliar rupiah, sama sekali tidak pernah difungsikan.

Malah sekarang kondisi Karetnya yang fungsinya sebagai damnya, telah sobek rusak tidak dapat digunakan. Begitupun prasarana penunjang seperti rumah genset dan gensetnya dan bangunan kantor dibiarkan rusak sepertinya tidak pernah dihuni dan dipelihara.

Anehnya lagi, asset tanah (kolam) tambak yang diduga dibebaskan pemerintah ketika akan membangun Bendung Gerak Karet ini, menurut informasi dari masyarakat sekitar, diduga disewa kan oknum yang beralamat di kabupaten Bojonegoro kepada masyarakat pembudidaya ikan yang sewa nya 5juta/Ha /tahun. Dan hal sewa menyewa ini sudah berlangsung lama, sekitar sepuluh tahun. Ketika hal sewa kolam tambak ini ditelusuri wartawan Panggung Modus Operandi ke instansi terkait seperti Kantor Unit Pelaksana Teknis Dinas PU Pengairan Bengawan Solo, Provinsi Jatim di Bojonegoro, Instansi ini mengaku tidak pernah menyewakan lahan (tambak) dimaksud kepada pihak lain termasuk pembudidaya ikan.

Begitu juga penjelasan pejabat Balai besar bengawan solo baik struktural maupun fungsi onal sesuai tugas fungsinya (tupoksi) baik berkantor di Bojonegoro maupum yang berkantor di Kota Surakarta tidak ada yang mengetahui hal sewa menyewa lahan tambak dimaksud.

Padahal informasi yang diterima Panggung Modus Operandi, luas tambaknya 5 ha. Jadi memang benarlah bahwa Bendung Gerak Karet kali lamong dibiarkan tidak diurusi Pemerintah dalam hal ini Balai Besar Wilayah Bengawan Solo. Rusaknya Karet dan prasarana penunjang lainnya termasuk asset kolam tambak yang disewakan (oknum) kepada pembudidaya ikan tidak diketahui oleh pemiliknya. Kalau ini benar, Pejabat tertinggi di Balai Besar Wilayah Bengawan Solo, harus mengusut dan turun kelapangan untuk mendapat keterangan yang sebenarnya.

“Tahun depan 2012, kita akan membuat Detail Design Engineering (DED) Kali Lamong secara Komperhenship dari hulu sampai ke hilir, agar penangannya tidak sepotong sepotong. Kalau hilir ditata sedang hulu sumber masalahnya tidak ditata, sementara hutannya sudah gundul mengakibatkan banjir, tentu penanganannya harus terpadu.” Penjelasan IR. Lilik Retno C, MA, Kabid Program & Perencanaan Balai Besar Wilayah sungai bengawan solo, yang sekarang menjabat salah satu pejabat di Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR kepada Panggung Modus Operandi dikantornya lima tahun silam.

Ketika wartawan Panggung Modus Operandi mempertanyakan biaya Operasi dan Pemeliharaan (OP) di Bendung Gerak Karet kali Lamong setiap tahunnya. IR. Lilik Retno C, MA, akan menanyakan dulu kepada yang menangani OP. Jawabya secara diplomatis. Begitupun ketika ditanyakan perihal oknum yang menyewakan lahan tambak di Bendung Gerak Karet Kali lamong, Kabid Program dan Perencanaan ini akan menelusuri dan menanyakan kepada kepala bidang yang menangani bidang air baku.

Dari berbagai informasi yang dihimpun Panggung Modus Operandi diduga gagalnya beroperasi Dam Karet Gerak ini; yang funsinya membendung kali Lamong dari hulu (tawar) dan menahan air laut (asin) dari hilir ketika air laut pasang, untuk menyediakan air baku yang akan diolah menjadi air bersih untuk kebutuhan masyarakat dan Industri.

Sedangkan masyarakat pembudidaya ikan yang lokasi tambaknya di hulu – tengah aliran kali lamong, membutuhkan air yang tawar-asin (payau) untuk air baku tambaknya merasa terganggu ketika mereka membutuhkan air payau. Kedua kepentingan antar masyarakat ini memang bertentangan, namun itu adalah tugas pemerintah bersama para pemangku kepentingan memikirkannya agar masyarakat menjadi lebih sejahtera.

Dengan kondisi Karet kali Lamong sekarang rusak berat dan kebutuhan masyarakat akan air baku baik pembudidaya ikan butuh air payau serta pemanfaatan kali lamong untuk air baku kebutuhan masyarakat diolah menjadi air minum dan industri. Apakah memang layak di kali lamong dibangun (lagi. red) Bendung Karet. Mengingat disepanjang aliran kali lamong, seperti Cerme, Legundi, Balungpanggang, Benjeng dan Kedamean sering mengalami banjir ketika hujan lebat dan surutnya relatif lama. Pande

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here