Bojonegoro, Panggung Modus Operandi – Rekonstruksi Jalan Nasional ruas Bojonegoro-Padangan dan ruas Padangan-Ngawi Provinsi Jawa Timur, dikerjakan dengan konstruksi perkerasan beton (rigid). Adapun panjang pekerjaan dengan rekonstrusi perkerasan beton, sepanjang 11,5 Km. Kontrak Pelaksanaan pekerjaan perkerasan beton (rigid) ini berbasis Performance Contract Base (PBC). Kontrak pekerjaan dengan skema Performance Contract Base, sangat berbeda dengan kontrak yang biasa dilaksanakan pada proyek ke Binamarga Kementerian Pekerjaan umum Perumahan Rakyat.

Perbedaan ruang lingkup antara kontrak umum yang biasa dalam pekerjaan ke Binamarga dengan Kontrak Berbasis Kinerja / Performance Contract Base (PBC) yaitu, dimana Penyedia jasa (kontraktor) menangani ruang lingkup sejak Perencanaan Design, pekerjaan Konstruksi hingga Masa pemeliharaan dengan jangka waktu tertentu, Adapun Penyedia Jasa (Kontraktor) yang mendapat Kontrak Berbasis kinerja PBC pada ruas Bojonegoro -Padangan yaitu PT. Pembangunan Perumahan – BRP (kso) dengan nilai kontrak sebesar 151.127.400.000,-. Sedangkan pada ruas Padangan – Ngawi didapat PT. Hutama Karya (persero), nilai kontrak sebesar Rp.138.000.000.000,- Pelaksanaan pekerjaan berbasis kenerja pada kedua ruas tersebut diatas, baik Bojonegoro-Padangan maupun Padangan – Ngawi yaitu, Tahun anggaran 2012-2013.

Disamping perbedaan ruang lingkup antara kontrak biasa dengan kontrak bebasis kinerja PBC yaitu Perencanaan design – Konstruksi – Pemeliharaan. Dimana pada Kontrak berbasis kinerja PBC pont masa pemeliharaan menjadi sangat penting karena waktu masa pemeliharaan /perawatan hasil pekerjaan, masa waktu relatif panjang yaitu antara 7-8 tahun sejak Pra Hand Over (PHO). Dalam kontrak berbasis kenerja (PBC), Pemilik proyek menetapkan indikator kinerja minimum yang harus dipenuhi oleh Kontraktor , misalnya untuk pemeliharaan jalan tidak ada toleransi adanya lubang dengan diameter tertentu, tidak boleh ada retakan, marka jalan harus jelas dan saluran drainase berfungsi baik.

Informasi data yang dihimpun jurnalis Panggung Modus Operandi, total panjang perkerasan beton (rigid) Bojonegoro-Padangan-Ngawi sepanjang 11,5 Km, dengan tebal perkerasan 27 Cm, dengan K 350, menggunakan beton normal perkerasan beton, berumur 28 hari. Adapun lapis pondasi, lean Concreate 10 Cm, dengan K125, dan Agrgate 20 Cm (CBR 90%). Tanah asli merupakan tanah ekspansif dan diganti dengan batu kapur sedalam 80-150 Cm. Monitoring yang dilakukan Kementerian Pekerjaan umum Perumahan Rakyat pada September 2013, pada ruas Bojonegoro-Padangan, setelah enam bulan dibuka untuk lalulintas. Perkerasan beton terlihat retak memanjang sepanjang 6 panel beton. Posisi retak memanjang pada tengah plat beton dengan retak memanjang rata-rata 3 mm.

Upaya perbaikan dilakukan kontraktor terhadap retak memanjang, berupa pengisian celah sambung dengan bahan siap pakai, berupa mortar beton setara K 600. Caranya dengan memperlebar celah sambung dengan menggergaji.

Pada monitoring kedua pada akhir Oktober 2013, pada retak memanjang yang telah diperbaiki dengan mortar siap pakai, terlihat tidak terjadi ikatan antara bahan pengisi dengan dengan perkerasan lama. Begitupun Perkeraran beton baru yang telah selesai dilaksanakan sekitar 200 meter dan telah dilalui lalu lintas, terjadi retak memanjang. Retak memanjang terjadi sepanjang 6-8 panel beton, berikutnya terhenti dan terjadi retak lagi sepanjang 6-8 panel berikutnya
Terjadinya keretakan (alasan klasik, Red) diduga adanya pembebanan berlehih. Karena keretakan diduga disebabkan oleh beban berlebih. Maka dicoba melakukan perhitungan tegangan yang terjadi akibat beban kendaraan. Namun data beban lalulintas yang sebenarnya dilapangan, tidak dapat diperoleh. Maka dicoba simulasi perhitungan tegangan. Simulasi dilakukan menggunakan Program EverFE, dimana spesifikasi truck yang digunakan.

Data simulasi EverFe: Jika pembebanan dilaukan 1,5 dari beban standard, tegangan yang terjadi ternyata masih jauh lebih rendah dari pada kekuatan tarik lentur beton rencana. Tegangan yang lebih besar dari ketentuan tarik lentur beton rencana, baru terjadi setelah pembebanan dinaikkan menjadi 3 kali dari beban standard. Sangat disayangkan program simulasi EverFe ini tidak mengakomodir tegangan akibat curling dan akibat lebar sambungan memanjang yang melebihi ketentuan (5,5) meter.

Pengamatan jurnalis Panggung Modus Operandi diruas Bojonegoro-Padangan pada pekerjaan perkerasan beton dan ruas Padangan – Ngawi juga perkerasan beton dalm masa pemeliharaan Kontrak Berbasis Kinerja (PBC) pada tanggal 28 September 2020, terlihat banyak retak memanjang yang terkesan dibiarkan begitu saja tanpa perawatan. Namun ruas Bojonegoro -Padangan, ada kegiatan pemeliharaan /perawatan jalan perkerasan beton (rigid) yang cakupannya luas dengan penghamparan bahan siap pakai.

Jurnalis Panggung Modus Operandi telah melakukan konfirmasi melalui WhatsAPP, kepada Yuda, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa-Bali Direktorat Jenderal Kementerian PUPR, yang menangani ruas Bojonegoro – Padangan – Ngawi. Aapakah perkerasan beton (rigid) yang kondisinya retak retak, masih dalam masa pemeliharaan/perawatan Kontraktor PT. Hutama Karya (persero) dan PT. Pembangunan Perumahan – BRP (Kso), mengingat pekerjaan dimulai than 2012-2013, dengan masa pemeliharaan/perawatan 7-8 tahun. Sudahkah dilaksanakan Final Hand Over?. Sampai berita ini dipublikasikan, tidak ada tanggapan dari Yuda, sebagai Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). Pande

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here