SURABAYA, MODUSOPERANDI – Proyek Bendungan Nipah, berada diwilayah 3 (tiga) Desa, yaitu, Desa Montor, Desa NagaSareh, dan Desa Tabenah, Kecamatan Banyuwates Kabupaten Sampang Madura, Jawa Timur. Bendungan Nipah memanfaatkan (membendung) Kali Nipah yang hulunya di Desa NagaSareh, sedangkan hilir nya di Desa Montor dan Desa Tabaneh.
Proyek Pembangunan Bendungan Nipah, dirintis pada tahun 1981. “Penjelasan Ir.Achmad Fausi MT, mantan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Irigasi Pekalen Sampean Balai besar Wilayah Sungai Brantas, Direktorat Jemderal Sumber Daya Air Kemeterian Pekerjaan Umum Perumahan.
Pembangunan Bendungan Nipah ini, sangat berliku, menyisakan kisah pilu, menelan korban jiwa, Ada sebagian masyarakat menolak Pembangunan Bendungan ini. Hingga kinipun, masih tersisa riak penolakan Pembangunan Bendungan ini, khususnya Penduduk Desa Naga sareh (hulu kali Nipah).
Seperti Penjelasan salah satu pemuka masyarakat Desa NagaSareh, Idris yang didampingi saudaranya Ruslan, menjelaskan kepada modusoperandi, adanya kekuatiran penduduk, jika Bendungan Nipah dioperasikan, Desa mereka, akan ikut tergenang ketika hujan turun.
Dan ini akan berdampak terhadap lahan pertanian mereka, ikut tergenang, padahal lahan pertanian ini, adalah satu satunya sumber mata pencaharian mereka yaitu bertani. Kekuatiran Penduduk Desa Naga Sareh ini, tidak akan dialami penduduk dua Desa lainnya, yaitu desa Montor dan Desa Tabenah, yang berada di hilir Bendungan.
Dua Desa tersebut diatas akan menerima manfaat air, baik untuk Irigasi pertanian begitu juga ketersediaan air bersih untuk keperluan sehari- hari. Sebagian prasarana bangunan pengairan, sudah selesai dibangun dan tahun ini akan dituntaskan.
Tentu dengan berfungsinya Bendungan ini, diharapkan, akan meningkat kan kesejahteraan masyarakat dari hasil pertanian maupun peternakan. Dalam rangka mempercepat pemanfaatan Bendungan dan penolakan pembebasan lahan sebagian masyarakat serta rasa kuatir Penduduk Desa Naga Sareh, bahwa Desa / lahan pertanian mereka akan ikut tergenang jika Bendungan sudah beroperasi, akhirnya Pemerintah melakukan Justifikasi teknis dengan menurunkan saluran pelimpah (spillway) Bendungan, informasinya diturunkan hingga sekitar 3 (tiga) meter.
Dengan kata lain, daya tampung air di Bendungan akan berkurang dari yang direncanakan sebelumnya. Upaya pendekatan lainpun telah dilakukan Pemerintah dalam hal ini Balai besar wilayah Sungai Brantas, dengan membangun akses Jalan semen beton dan 3 (tiga) Jembatan (mewah?. Red) untuk setara jalan desa yang jarang dilalui Kendaraan roda empat atau lebih.
Proyek pembangunan Waduk Nipah, saat ini (Agustus 2015,red) sedang di kebut dan keroyokan, dengan melibatkan 3 (tiga) Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) sekaligus, yaitu, PPK Irigasi 2, PPK PKSDA dan PPK Operasi Pemeliharaan.
“Pekerjaan Jembatan yang kurang akan dituntaskan, pekerjaan saluran irigasi akan dirampungkan dan pemasangan pintu air dan hello jet pump yang tertunda akan dipasang.“ Penjesalan Ir.Gandis Savitri MT, Kepala satuan Kerja Non Vertikal tertentu (SNVT) Pelaksanaan Jaringan Sumber Air, Balai Besar Wilayah Sungai Brantas, Ditjen Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan, kepada Modusoperandi.
Penyelesaian Pembangunan Bendungan Nipah ini, memakan waktu lebih dari tiga dasawarsa (30 tahun,red ). Sejak dirintis tahun 1981. Lama berhenti, dilanjutkan pembebasan lahan pada tahun 1993, dan pada tahun 2002, dilakukan pendekatan persuasif dengan meninggalkan cara pendekatan lama, kepada masyarakat. Dan pada tahun 2003, Pembangunan Konstruksi Bendu ngan mulai dilakukan, dengan menelan biaya sebesar Rp.120 Miliar, diluar biaya pembebasan lahan.” Pejelasan Ir.Achmad Fauzi MT Pejabat Pembuat Komitmen Irigasi Pekalen Sampean Madura (Mantan) ketika diwawancarai wartawan pada tahun 2007.
Bendungan Nipah sesuai target akan selesai, dan dapat dimanfaat kan tahun 2008. Namun penolakan pengoperasian Bendungan Nipah, oleh sebahagian masyarakat, khususnya penduduk Desa Nagasareh, mengakibatkan Bendungan ini belum siap dimanfaatkan. Kurun waktu tujuh tahun, sejak tahun 2008 – 2015, Bendungan ini seperti menara gading, biaya perawatan dan biaya pengamanan, sebanyak 34 orang, harus dialokasikan, setiap bulan, namum belum bermanfaat.
Dari sisi umur Konstruksi bangunan Bendungan, sudah terlewati 7 tahun, secara percuma atau sia sia ?. Secara keseluruhan, biaya untuk Proyek Pembangunan Bendungan Nipah sangat mahal, dibandingkan dengan manfaat ekonomisnya. Namun tidak semua Proyek Pemerintah selalu dihitung dengan manfaatkan ekonomisnya, banyak faktor yang menjadi pertimbangan.
Menurut penjelasan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pelaksanaan Konservasi Sumber Daya Air, Suhartono ST, akhir tahun 2015, akan dilaksanakan Plugging (penggenangan) Bendungan. Pande