Surabaya, Panggung Modus Operandi – Bencana banjir menjadi momok yang menakutkan bagi masyarakat Kabupaten Jombang, Provinsi jawa timur. Khususnya di sekitar Bendung Gude atau Rolak (Rollag) 70 , tidak luput dari masalah ini. Namun, upaya untuk menciptakan solusi terus dilakukan oleh para pakar teknik sumber daya air.
Bendung Gude sendiri berada di aliran Sungai Konto yang panjang sungainya sepanjang 50,71 km,hulunya berada di Pegunungan Kelud dan Sungai Brantas. Adapun Bendung Gude Aliran airnya berhulu di Bendung Damarwulan dengan panjang sungai, sepanjang 7 km.
Salah satu langkah terbaru dalam mencegah banjir di Bendung Gude adalah melalui penelitian berjudul “Model Pengatur Pelimpah Samping dan Bendung Gerak untuk Pengendalian Banjir di Alur Sungai Konto, Studi Kasus Rolak 70 Bendungan Gude Kabupaten Jombang”. Penelitian ini merupakan upaya untuk menemukan solusi yang efektif dan berkelanjutan.
Simulasi dilakukan di laboratorium dengan mengadaptasi kondisi lapangan di Rolak 70 Bendungan Gude. Bendung Gude, yang merupakan bagian dari aliran Sungai Konto, berada di bawah kewenangan Balai Besar Wilayah Sungai Brantas, dan pengelolaan serta pemeliharaannya berada di Perusahaan Umum Jasa Tirta I . Kolam Retensi Rolak 70 di bendungan ini pernah tidak berfungsi saat banjir besar melanda pada bulan febuari tahun 2021 yang disebabkan oleh banyaknya sedimen di dalam kolam tampungan Rolak 70 serta kerusakan pada Rolak 70 dan Tidak adanya Sistem Operasi Prosedur (SOP) di Bendung Gude yang mengakibatkan kerugian besar bagi warga dan lahan pertanian ketika musim banjir.
Hasil kajian menunjukkan bahwa fungsi Bendung Gude dan Rolak 70 yang optimal dapat mengurangi luas banjir secara signifikan. Adapun hasil kajian penelitian ini terhadap 5 skenario untuk mengurangi dampak banjir kali konto yaitu skenario pertama ketika pintu Bendung Gude ditutup 100% dengan balok kayu dan ada pelimpasan air ke kolam retensi Rolak 70, maka dampak banjir akan turun menjadi 55,36 hektar dari awalnya 147,53 hektar sehingga memiliki nilai kinerja sebesar 62,48%. Skenario kedua ketika pintu Bendung Gude ditutup 75% dengan balok kayu dan ada pelimpasan air ke kolam retensi Rolak 70, dampak banjir akan turun menjadi 55,36 hektar dari awalnya 159,74 hektar sehingga nilai kinerjanya sebesar 65,34%. Skenario ketiga ketika pintu Bendung Gude ditutup 50% dengan balok kayu dan ada pelimpasan air ke kolam retensi Rolak 70, dampak banjir akan turun menjadi 101,86 hektar dari awalnya 173,36 hektar dengan nilai kinerja sebesar 41,33%. dengan balok kayu Skenario keempat ketika pintu Bendung Gude ditutup 25% dengan balok kayu dan ada pelimpasan air ke kolam retensi Rolak 70, dampak banjir akan turun menjadi 136,88 hektar dari awalnya 177,05 hektar dengan nilai kinerja sebesar 22,69%, dan skenario kelima ketika pintu Bendung Gude tidak ditutup dengan balok kayu atau dibuka 100% dan ada pelimpasan air ke kolam retensi Rolak 70, sehingga dampak banjir akan turun menjadi 142,43 hektar dari awalnya 179,63 hektar dengan nilai kinerja sebesar 20,71%. Sehingga jika Kolam Retensi Rolak 70 tidak bisa dimanfaatkan, maka dampak banjir akan semakin luas dan melanda kurang lebih 18 desa, 6 kecamatan, dan 2 kabupaten yaitu Kabupaten Jombang dan Kabupaten Kediri di bagian utara.
Dengan memanfaatkan sistem peringatan dini banjir yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2019 tentang Pengaturan Sumber Daya Air, sesuai dengan hasil penelitian bahwa sistem early warning system ini dilakukan secara bertahap yaitu data yang diambil dari 4 bendung hulu Sungai Konto yaitu Cek Dam Damarwulan ke Oro-oro Ombo dengan jarak 6,64 km dengan jarak waktu aliran 4 jam, lalu Cek Dam Oro-oro Ombo ke Cek Dam Badas 3,97 km dengan jarak waktu aliran 6 jam, dan yang terakhir Cek Dam Badas dengan Bendungan Gude dengan jarak 7,7 km dengan jarak waktu aliran 8 jam dengan sistem informasi mulai dari hulu sungai konto diharapkan masyarakat dapat menerima informasi yang tepat dan cepat terkait potensi banjir. Serta sesuai saran bahwa perlunya pelaksanaan normalisasi di Kali Konto, Kali Besuk, dan normalisasi tampungan retensi Rolak 70. Sesuai pengamatan Jurnalis panggung modus operandi di lapangan pada tanggal 20 maret 2023, Bahwa Sudah Waktunya pintu Bendug Gude Dimodernisasi dari Manual menjadi Mekanis atau Elektrikal.
Model pengendalian banjir di Rolak 70 Bendung Gude ini dikembangkan oleh Doktor M. Yunus, ST., MPSDA, yang merupakan pejabat pembuat komitmen Operasi dan Pemeliharaan empat Balai Besar Wilayah Sungai Brantas, dalam ujian disertasi promosi doktoral di Universitas Islam Sultan Agung pada tanggal 17 Febuari 2024. Langkah ini diharapkan dapat menjadi solusi yang efektif dalam menangani bencana banjir yang sering terjadi di Sungai Konto secara dini dengan melihat debit air di limpahan air Rolak 70 dan Bendung Gude.
Semoga upaya ini dapat memberikan perlindungan yang lebih baik bagi masyarakat serta mengurangi kerugian yang ditimbulkan oleh banjir di masa mendatang.