Prasarana Pelabuhan Perikanan Tamperan Menuju Eco Port.

Prasarana Zona Perbengkelan Belum Tuntas

Pacitan, PMO – Keberadaan pelabuhan memiliki pengaruh terhadap perekonomian daerah dan masyarakat sekitar, baik yang bersifat positif maupun negatif. Seperti halnya Pelabuhan Perikanan Tamperan, yang memiliki pengaruh terhadap perubahan sosial dan ekonomi masyarakat sekitarnya.

Prasarana Zona Perbengkelan Pelabuhan Perikanan Tamperan.

Pelabuhan Perikanan Tamperan, merupakan prasarana sarana yang keberadaannya sangat menunjang untuk pelayanan kegiatan usaha dibidang perikanan tangkap di Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur.

Sesuai letak posisi Pelabuhan Perikanan Tamperan secara geografis memiliki prospek strategis untuk dikembangkan, karena berhadapan langsung dengan samudra Indonesia yang mempunyai potensi kelautan dan perikanan yang sangat besar.

Potensi luas wilayah yang telah ditetapkan sebagai Zona Ekonomic Exlusive (ZEEi) sebesar 200 mil didalamnya terkandung sumber daya laut yang besar. Besarnya potensi sumber daya kelautan yang ada, dalam pemanfaatannya menuntut adanya prasarana yang memadai dan pengelolaan yang optimal dan berkelanjutan.

Kepala Bidang Perikanan Tangkap Ir. Gunawan Saleh mengatakan, pengembangan Pelabuhan Perikanan Temperan pada sisi selatan yang rencana akan dikembangkan sebagai Zona Maintenaen kapal perikanan meliputi clockling dan slipway serta kolam labuh baru.

Dirinya juga menekankan, pengembangan infrastruktur serta sarana dan prasarana pelabuhan harus selaras dengan tingkat perkembangan dan sesuai dengan kebutuhan.

Selain itu, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur Ir. Heru Tjahjono, MM mengatakan, agar Bupati Pacitan mendukung program pengembangan UPT Pelabuhan Perikanan Temperan dengan memberikan ijin prinsip pengembangan Zona Maintenaen kepak perikanan di sisi selatan UPT PP Tamperan.

Kebijakan penembangan Pelabuhan Perikanan Temperan merupakan kebijakan strategis karena keberadaannya merupakan ujung tombak dalam menunjang ekonomi melalui sector perikanan tangkap yang memanfaatkan sumberdaya kelautan, dimana didalamnya terkandung potensi pembangunan.

Atas dasar itu, pemerintah pusat melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan dan pemerintah daerah melalui Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur serta Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan mewujudkan pemberdayaan Pelabuhan Perikanan Temperan dengan melaksanakan pengembangan melalui pembangunan prasarana berupa fasilitas pokok, fungsional dan penunjang.

Potensi Sumberdaya Kelautan
Wilayah perairan Kabupaten Pacitan dalah perairan Samudra Indonesia yang kaya akan sumerdaya perikanan laut. Berdasarkan kajian stock bahwa potensi sumberdaya perikanan laut sebesar 34.483 ton/tahun, dan baru dimanfaatkan sebesar 22.110 ton sesuai data produksi hasil tangkapan ikan dengan jenis yang dominan didarat di UPT PP Tamperan dari tahun 2009-2014.

Berdasarkan data tersebut, selama 6 tahun total produksi hasil tangkapan sebesar 64 persen dari potensi lestari atau PJB/tahun. Dengan rata-rata produksi hasil penangkapan setiap tahunnya sebesar 4.422 ton/tahun jadi sekitar 13 persen ton/tahun dari sumber potensi sumberdaya lestari.

Potensi keanekaragaman sumberdaya kelautan sesuai hasi tangkapan terdapat di Pelabuhan Perikanan Tamperan adalah jenis sumberdaya perikanan yang dominan dan mempunyai nilai ekonomis tinggi terdiri dari, Ikan demersal (Layur, Kerapu, Kakap, Bawal dan Lobster). Ikan Pelagis besar (Tuna, Cakalang, Tongkol, Tenggiri, dan Marlin. Serta ikan pelagis kecil (Selar, Layang, Kembung dan Teri Nasi).

Pengamatan Panggung Modus Operandi pada Pelabuhan Perikanan Tamperan, pengembangan fasilitas perbaikan kapal/Docklin end ripaer (Zona Maintenance), masih dalam tahap penyempurnaan seperti belum adanya rel shiblit untuk menaikan dan menurunkan kapal dari kolam labuh kedarat atau sebaliknya ketika kapal akan diperbaiki.

“Begitupun perumusan kajian kerjasama dengan lembaga pihak ketiga untuk mengelola prasarana/sarana perbengkelan, masih belum dapat ditetapkan” ungkap Ir. Gunawan Saleh kepada Panggung Modus Operandi.

Pelabuhan Perikanan Tamperan menjadi sangat strategis dan potensial, dikala jalur lingkar pantai selatan (JLPS) sudah difungsikan di kemudian hari.

Pelabuhan Perikanan Tamperan, Kaupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur. Bukan saja untuk kepentingan nelayan dan stakholdernya, akan tetapi juga berkonsep Eco Port (pelabuhan yang berkawasan Lingkungan Hijau). Sehingga dapat dimanfaatkan sebagai tempat wisata seperti yang terlihat saat ini. PMO/Pande

Program kerja unggulan:
1. Pelayanan kesyasembadaan perikanan.
2. Realisasi sarana dan prasarana pelabuhan.
3. Peningkatan sdm di idang perikanan.
4. Pengendalian lingkungan kawasan pelabuhan.
5. Pelayanan jasa kepelabuhan.

Bentuk Kegiatan:
1. Pelayanan SKPI, SHTI, fasilitasi perizinan dokumen kapal.
2. Pembangunan lahan maintenance, rehap TPI, gudang pengepakan, bengkel permesinan, pembangunan kantor pelabuhan.
3. Sosialisasi dan pembinaan stakeholder perikanan.
4. Melaksanakan K5 (Kebersihan, Keamanan, Ketertiban, Kepakaran, dan Pencemaran).
5. Sewa box, keranjang, penyediaan gerobak bongkar muat, sewa lahan dn bangunan untuk industrisasi.

Produksi hasil tangkapan ikan:
2010 : 4.033.013 Kg (Tuna, Cakalang, Layang, Layur, Lemadang, Marlin, Rebon, Teri, Tongkol, dll)
2011 : 4.756.420 Kg (Tuna, Cakalang, Layang, Layur, Lemadang, Marlin, Rebon, Teri, Tongkol, dll)
2012 : 4.510.082 Kg (Tuna, Cakalang, Layang, Layur, Lemadang, Marlin, Rebon, Teri, Tongkol, dll)
2013 : 5.189.423 Kg (Tuna, Cakalang, Layang, Layur, Lemadang, Marlin, Rebon, Teri, Tongkol, dll)
2014 : 5.906.247 Kg (Tuna, Cakalang, Layang, Layur, Lemadang, Marlin, Rebon, Teri, Tongkol, dll)
2015 : 8.598.468 Kg (Tuna, Cakalang, Layang, Layur, Lemadang, Marlin, Rebon, Teri, Tongkol, dll)

Jumlah nelayan di PP Tamperan
Local                 Andon
2010: 941        756
2011: 841        517
2012: 874        588
2013: 1.350     965
2014: 1.360     888
2015: 1.411     1.876

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here