Progres Fisik Diduga Baru Sekitar 60%, Hingga akhir Desember 2017
PANGGGUNG MODUS OPERANDI, TAPUT Siborongorong – Proyek peningkatan Embung serbaguna Sibara-bara, Desa Lobu Siregar, Kecamatan Siborong-borong, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara yang seharusnya sudah selesai pada akhir Tahun 2017, namun hingga awal Tahun 2018 ini, diduga masih dalam pengerjaan.
Proyek Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Balai Wilayah Sungai Sumatera II mengalokasikan dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2017, sebesar Rp 6,5miliar. Adapun sebagai pelaksana pekerjaan /kontraktor yaitu PT. Kalitra Bersinar Mandiri.
Ada kesan proyek peningkatan pembangunan Embung ini, tanpa ada perencanaan yang matang, atau dalam pelaksanaan pekerjaan tidak dilakukan sesuai dengan dokumen kontrak. Sehingga proyek Embung ini molor selesai, tidak dapat bermanfaaf sesuai waktu yang telah ditentukan sesuai Detail Enggineering Design (DED). Sehingga uang negara yang dikucurkan, tidak segera dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat pada waktunya.
Proyek tersebut semestinya sudah tuntas dikerjakan pada tahun anggaran 2017, akan tetapi sampai akhir Desember2017 ini progres fisik pekerjaan diduga masih berkisar 60%, sehingga bisa dikatakan proyek ini dalam kontrak kategori kritis. Kendati dimungkinkan dapat diperpanjangan waktu pelaksanaan selama 50 hari kalender, sesuai Perpres 70 tahun 2012, kendati melampaui tahun anggaran. Dengan ketentuan bahwa, kontraktor pelaksana, harus membiayai biaya pelaksanaan pekerjaan, sampai pekerjaan selesai seratus prosen. Dan tentu denda keterlambatan dikenakan satupermil perhari, maksimal lima presen.
Selain molornya peneyelesain pekerjaan, ada dugaan Kontraktor Pelaksana tidak melaksanakan pekerjaan sesuai metode pelaksanakan, sesuai dokumen kontrak, seperti, pemasangan/pekerjaan pembesian dalam membuat terowongan. Diduga besaran diameter besi dan jarak antara besi tidak sesuai dengan spesifikasi teknik yang tertuang didalam Detail Engineering Design.
Pantauan Panggung Modus Operandi dilapangan, dimana alat-alat berat yang digunakan, seperti Ekscavator, Traktor dan Truk pengangkut bahan material dalam membuka jalan menuju lokasi proyek, hingga dibawah (jurang) titik lokasi Embung sibarabara. terlihat ada kerusakan jalan dilingkungan proyek. Seperti keluh kesah salah satu petani setempat, menyampaikan kepada wartawan Panggung Modus Operandi, merasakan dampaknya.
Sebab, jalan yang selama ini mereka gunakan untuk beraktifitas sebagai petani, telah menjadi kubangan. Dan kontraktor selalu beralasan, hal itu disebabkan karena curah hujan yang tinggi.
Sementara itu, pengawas pelaksana proyek, ketika dikonfirmasi Panggung Modus Operandi dilokasi proyek, mengatakan. Bahwa proyek tersebut tidak akan selesai pada akhir tahun 2017, dikarenakan curah hujan yang turun tiap hari disekitar lokasi proyek. Dan penjelasan Kepala satuan kerja (Kasatker) Bendungan Balai wilayah sumatera II, Ir. Posma samosir, kepada wartawan Panggung Modus Operandi, melalui saluran telepon seluler, menjelaskan bahwa Proyek Embung Sibara-bara Lobu siregar, sudah diperpanjang. Ketika wartawan menanyakan, berapa lama waktu perpanjangannnya, tidak bersedia menjawab. Singpapa