TEBINGTINGGI, PANGGUNG MODUSOPERANDI – Pembangunan Bendung Bajayu hingga 14 Juli 2016, terlihat seperti pembangunan yang terlantar, dimana saat itu masih dalam suasana libur hari Raya Idul Fitri. Para pekerja masih libur, pada saat wartawan Panggung Modus Operandi turun ke lokasi proyek yang sedang dilaksanakan.
Dari pengamatan Panggung Modus Operandi dilapangan ada beberapa kejanggalan dalam pengerjaan dan penggunaan material dalam pembangunan bendung Bajayu tersebut perlu penjelasan teknis antara lain, pemasangan batu kali untuk lantai yang asal-asalan, batu kali tampak tidak disusun secara bertingkat, dari yang besar dilapisan paling bawah hingga yang kecil dilapisan atas, tahapan pelaksanaan lantai hingga ketebalan lantai. Dari pengamatan Panggung Modus Operandi dilapangan, semen hanya menempel diatas batu kali dengan ketebalan kira-kira 2 cm, dengan susunan batu kali yang demikian dan tipisnya lapisan lantai yang membuat kekuatan lantai seperti itu patut diragukan.
Pengawas Balai Rawa I Sumatera Utara yang wartawan Panggung Modus Operandi temui dilapangan Selasa 2 Agustus 2016, Bapak Sinaga mengatakan progress pembangunan bendung Bajayu hingga sekarang telah mencapai 60%, “kami yakin pengerjaan pembangunan bendung Bajayu akan selesai tepat waktu pada akhir 2017 nanti”. beliau menjelaskan bendung Bajayu tersebut tidak mengunakan mercu sebagaimana bendung Sei Belutu dan bendung Sei Sibarau, tapi menggunakan pintu hidrolik yang dapat bergerak secara otomatis.
Hal tersebut digunakan karena bendung Bajayu selain difungsikan sebagai pemenuhan irigasi persawahan juga sebagai penanggulangan banjir untuk kota Tebingtinggi, jadi jika permukaan air Sei Padang naik melebihi level yang telah ditentukan, secara otomatis pintu bendungan akan bergerak membuka atau menutup ketika permukaan bendung Sei Padang turun.
Lebih lanjut Sinaga menjelaskan, selama ini kota Tebingtinggi sering banjir dikala hujan atau banjir kiriman dari hulu Sei Padang, ini disebabkan bendung Bronjong yang ada sekarang ini menahan aliran air Sei Padang.
Bila pembangunan bendung Bajayu telah selesai, bendung Bronjong yang ada saat ini akan dibongkar, dengan berfungsinya bendung Bajayu, diharapkan daerah irigasi persawahan seluas kira-kira 7.500 ha, akan dapat terlayani dengan baik dan level permukaan air Sei Padang akan dapat diatur, sehingga banjir kota Tebingtinggi dapat teratasi, untuk mendapatkan fungsi ganda dari bendung tersebut, maka dibangunlah bendung Bajayu dengan sistem pintu hidrolik yang dapat bergerak naik turun secara otomatis, karena itu Bendung Bajayu disebut juga Bendung Gerak. Nambela / Redaksi