GROBOGAN – Panggung Modus Operandi – Rencana Pemerintah mempercepat penyelesaian proyek rehabilitasi saluran Induk Sidorejo, Kab Grobogan, Jawa Tengah tak kesampaian, padahal proyek tersebut untuk mendukung proses produksi pangan oleh petani. Menteri PUPR bahkan diawal-awal pengerjaan menargetkan rehabilitasi tersebut rampung di 2017.

Proyek rehabilitasi Saluran Induk DI Sidorejo merupakan proyek yang menggunakan dana APBN Multi Year, dimulai sejak tahun 2015 lalu. Proyek rehabilitasi saluran Induk DI Sidorejo sendiri menelan dana Rp 106.444.217.000,-. Dengan masa pelaksanaan 1170 hari kalender. Dan sebagai kontraktor pelaksana PT. Waskita Karya (JO) – PT. Hutama Karya.
Dalam kunjungan Menteri Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono pada awal tahun 2016 lalu. Meminta proyek rehailitasi Induk DI Sidorejo diselesaikan pada akhir 2017 lalu.

Basuki mengatakan, daerah irigasi yang dialiri dari Bendung Sedadi, Sidorejo, Klambu dan Wilalung tersebut mengairi wilayah pertanian seluas 60.000 hektar. Sementara sumber air berasal dari Waduk Kedungombo.

Menurut Basuki, rehabilitasi saluran irigasi dilakukan untuk melancarkan air dan menekan tingkat kehilangan air. Basuki menilai, memperbaiki irigasi di Jawa menjadi prioritas dibanding membangun irigasi yang baru di luar Jawa mengingat sebagian jaringan irigasi di Pulau Jawa telah mendapat suplai air dari waduk.

Akan tetapi, keinginan Menteri Basuki seperti jauh dari harapan, sebab hingga kini proyek rehabilitasi Induk DI Sidorejo masih dalam tahap pengerjaan.

Pengamatan Wartawan Panggung Modus Operandi (PMO) pada Maret 2018 lalu di lokasi proyek rehabilitasi Induk DI Sidorejo, mendapati beberapa bagian yang sedang dikerjakan oleh kontraktor pelaksana mengalami kerusakan. Di Desa Dimoro misalnya, pemasangan Lining dan precest banyak yang sliding sedangkan tanah (tebing) ambrol.

Menurut penjelasan warga setempat yang di wawancarai mengatakan, kerusakan Lining Precest dan Sliding terjadi sekitar dua bulan yang lalu. Akan tetapi pelaksana proyek tidak menyentuh atau memperbaiki kerusakan tersebut.

Bukan hanya Lining Precest yang bermasalah, pekerjaan Lining Saluran Induk Siderejo di hilir menggunakan insitu (corsemen). Apabila kerusakan-kerusakan itu dibiarkan dan akan diperbaiki setelah selesai pengerjaan, hal itu membuat pekerjaan menjadi tidak maksimal.

Ada beberapa pertanyaan yang disampaikan Wartawan Panggung Modus Operandi kepada KSVT PJPA BBWS Pemali Juwana melalu surat No 026/03/Red.PMO/2018, pada tanggal 26 Maret 2018. Terkait pelaksanaan pekerjaan rehabilitasi Induk DI Sidorejo. Seperti pekerjaan Lining precest sliding dan tanah tebing ambrol apakah karena design yang salah atau pelaksana yang tidak melaksanakan sesuasi spesifikasi yang tertuang dalam kontrak?.

Sementara pekerjaan lining saluran induk Sidorejo di hliri tidak semua menggunakan precest, namun dibeberapa titik menggunakan insitu (corsemen). Apabila dilihat dari jauh akan seperti pekerjaan lining precest, akan tetapi bila diamati dari dengan seksama pekerjaan tersebut bukan bahan precest tapi perbaikan lining deng corsemen insitu (ditempat)?.

Disamping itu ada juga pekerjaan pemangunan jalan inpeksi yang lokasinya disamping tanggul, menggunakan readymix dan pembesiaan yang cukup kokoh. Apakah pembangunan jalan inpeksi tersebut pekerjaan mayor item atau minor item, dan apakah sepanjang jalan jalan inpeksi saluran Induk Sidorejo akan dibangun jalan readymix (jalan usahatani). Serta berapa panjang jalan yang akan dibangun dengan kontruksi readymix disamping tanggul tersebut diatas?.

Balai Besar Pemali Juwana membalasa surat klarifikasi Panggung Modus Operandi, melalui Diah Prihandayani Kepala SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air dengan Nomor IR0201-A0-63/110 teratanggal 3 April 2018 mengatakan, kegiatan rehabilitasi yang dilaksanakan pada provinsi Jawa Tengah adalah kegiatan multi years kontrak yang dilaksanakan tahun 2015-2019. Didalam setiap kunjungan Menteri PUPR senantiasa memberikan semangat kepada tim pelaksanaan kegiatan, agar dapat melakukan upaya percepatan. Namun pada kegiatan rehabilitasi irigasi ada penerima manfaat yaitu P3A yang harus dihormati haknya untuk mendapatkan air irigasi, praktis kegiatan rehabilitasi irigasi hanya efektif dilaksanakan pada waktu pengeringan. Masa pelaksanaan yang tercantum di kontrak sudah memperhitungkan adanya waktu pengeringan.

Terdapat tanggul saluran yang longsor menyebabkan kerusakan lining precest yang sudah dikerjakan. Hal ini terjadi karena petani-petani yang masih menggunakan pompa untuk mengambil air dari saluran. Mereka menjebol tanggul untuk memasukan pipa menembus tanggul saluran, hal ini yang menyebabkan kerusakan di tanggul dan lining saluran yang sudah dikerjakan. Tindak lanjut akan di sampaikan kepada dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Pertanian setempat sebagai Pembina Perhimpunan Petani Pemakai Air (P3A), agar melaksanakan penertiban dan pengarahan pada para petani, agar tidak melakukan pengerusakan tanggul saluran, perbaikan akan dilakukan pada masa pemeliharaan.

Panjang total lining precest di DI Sidorejo ada 12 km dan panjang lining insitu masih sepanjang 3 km. pelaksanaan rehap lining spot-spot, tergantung pada tingkat kerusakan saluran. Penyusunan precest memang hanya digunakan untuk daerah-daerah galian, sedangkan daerah timbunan menggunakan lining insitu.

Jalan inpeksi bukan merupakan mayor item, tidak dikerjakan pada sepanjang saluran. Tapi hanya sepanjang 6,7 km. Pande

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here