Tulungagung, Panggung Modus Operandi – Pelabuhan Perikanan Popoh merupakan Unit Pelaksana Teknis Pelabuhan Perikanan Pantai (UPT PPP) di bawah Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi JawaTimur yang terletak di Dusun Popoh, Desa Besole, Kecamatan Besuki, Kabupaten Tulungagung.
Pelabuhan Popoh resmi berdiri (Revitalisasi/Red) pada tahun 2017 dengan anggaran sebesar 31 milliar dengan dasar hukum undang undang no 23 tahun 2014 tentang Pelabuhan Pendartan Ikan Popoh yang selama ini ditangani Pemerintah Daerah Kabupaten Tulungagung, beralih menjadi kewenangan Pemerintah Daerah Provinsi Jawatimur dan telah berhak melakukan fleksibilitas pengelolaan pelabuhan seperti pendapatan murni dari tariff layanan dan penyerapan anggaran operasional pelabuhan termasuk melaksanakan kegiatan teknis operasional dan kegiatan teknis penunjang tertentu.
Pelabuhan ini berdiri di atas lahan seluas 3,09 Ha dan memiliki fasilitas pokok berupa dermaga sepanjang 150 meter, kolam labuh sedalam 2 meter, jalan komplek dan saluran drainase. Sedangkan untuk fasilitas fungsional UPT PPP Popoh dilengkapi dengan kantor administrasi pelabuhan, tempat pemasaran ikan, suplai air bersih dan instalasi listrik serta fasilitas penunjang berupa pos jaga dan MCK.
Hingga tahun 2023, jumlah nelayan yang melakukan aktifitas perikanan di UPT PPP Popoh sejumlah 538 orang dengan total 191 unit armada perikanan. Tiap tahunnya jumlah nelayan yang melakukan kegiatan perikanan bertambah seiring dengan kesiapan sarana dan prasarana pelabuhan terutama rumahan dan nelayan. Pada tahun 2017-2018 total nelayan hanya berjumlah 296 orang, pada tahun 2019-2022 meningkat menjadi 520 orang. Alat tangkap yang digunakan oleh nelayan adalah purse seine (jaring lingkar) dengan komoditas utama hasil tangkapan berupa ikan tongkol lisong dan layang deles yang ditangkap di Samudera Hindia wilayah pengelolaan perikanan 573.
Pada Tahun 2022 Terdapat Pembangunan Breakwater Atau Pemecah Gelombang Yang Telah Dilaksanakan Oleh Kontraktor PT Jaya Etika Teknik Dengan Nilai Kontrak Sebesar 14 ,1 Miliar Rupiah, Yang Akan Berfungsi Untuk Mengurangi Kekuatan Gelombang Ke Dermaga Pelabuhan Popoh Agar Masyarkat Nelayan Bisa Melakukan Bongkar Muat Dengan Lebih Efisien Dan Mengurangi Dampak Gelombang Air Laut Pada Kapal Nelayan Yang Bersadar Di Pelabuhan Popoh.
Menurut Keterangan Kepala Bidang Tangkap Alan Wahyu Putra Melalui Kepala Seksi Tangkap Very Lukman ST , Pada tahun 2023 ini Tidak ada Pengembangan fisik kepelabuhanan.
Rata-rata volume produksi hasil tangkapan yang didaratkan di UPT PPP Popoh sebesar 2.000 ton setiap tahunnya. Volume produksi hasil tangkap anter tinggi pada tahun 2018 dan 2019 sebesar 2.995,031 ton dan 2.949,533 ton, padat ahun 2020 dan 2021 produksi hasil tangkapan mengalami penurunan menjadi 2.013,806 ton dan 1.764,298 ton dikarenakan pandemi covid-19.Beberapa kali pihak UPT PPP Popoh memulangkan nelayan yang akan melakukan andon sebagai bentuk pencegahan penyebar luasan virus covid-19. Pada tahun 2022 produksi hasil tangkapan kembali merangkak naik menjadi 1.915,170 ton.
Akses untuk menuju UPT PPP Popoh juga mudah dijangkau oleh moda transportasi umum maupun pribadi, apalagi dengan dibangunnya jalur lintas selatan (Pansela) Lot 6 akan langsung menyambungkan akses menuju Pantai Popoh. Secara khusus, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, dengan progress penyelesaian fisik yang sudah memasuki tahap akhir, Gubernur Khofifah optimistis tersambungnya Pansela Tulung agung- Trenggalek ini akan mendongkrak sector ekonomi dan pariwisata yang di kawasan Pansela (Pantaiselatan) Jatim.
Lokasinya yang stategis dekat dengan pantai wisata Sidem serta fasilitas penginapan berupa guest house menjadikan Pelabuhan Popoh menjadi destinasi wisata maupun edukasi perikanan serta potensi bisnis kelautan dan perikanan yang menjanjikan. Steven/Pande/PMO