Sidoarjo, Panggung Modus Operandi – Kali Pelayaran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur sejak tahun 2007 sampai dengan 2022 ini, pemeliharaan infrastruktur bangunan setiap tahunnya menghabiskan miliaran rupiah. Hal ini perlu menjadi perhatian Kementerian PUPR, Ditjen Sumber Data Air, Balai Besar Wilayah Sungai Brantas agar meneliti dan mengevaluasi ulang kontruksi bangunan saluran Pelayaran.

Kali Pelayaran sendiri terbentang sepanjang 21 kilometer melintasi tiga kecamatan dan 10 desa di Sidoarjo masing-masing di Kecamatan Balong Bendo terdapat dua desa, Kecamatan Krian tiga desa, dan Kecamatan Taman lima desa.

Wartawan Panggung Modus Operandi beberapa waktu lalu menyusuri kali pelayaran yang terletak dari kecamatan Balong Bendo hingga Kecamatan Taman, terdapat banyak bangunan yang rusak. Sehingga bisa diduga kontruksi bangunan kali pelayaran ini menjadi ‘proyek’ Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas.Sebab setiap tahunnya menghabiskan uang dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) miliaran rupiah, sehingga patut dipertanyakan kinerja BBWS Brantas. Khusus PPK OP, Satker OP.

Seperti diberitakan Panggung Modus Operandi, Direktorat Jenderal Sumber Daya air Kementerian Pekerjaan Umum (PU), melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas pada tahun 2007 dan 2008 merehabilitasi dan membangun infrastruktur kali pelayaran seperti penggantian pintu air, pembangunan dam dan pembuatan tangkis kali Pelayaran agar dapat memenuhi kapasitas debit air yang diharapkan mencapai 12 M3/detik.

Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas sifatnya hanya membangun atau merehabilitasi infrastruktur, apabila telah selesai diserahkan pengelolaan airnya (baku) kepihak Perum Jasa tirta I (PJT) sebagai badan usaha milik Negara (BUMN),menjual air baku kepihak ke tiga termasuk ke PDAM Surabaya dan PDAM Sidoarjo. Jadi semestinya Perum Jasa Tirta I (PJT) sebagai operator atau pengelola air baku diWilayah sungai Brantas termasuk kali Pelayaran, mestinya juga bertanggung jawab untuk memelihara kecukupan air dan kerusakan yang terjadi disepanjang kali Pelayaran ini.

Tetapi dalam kenyataanya, Setiap tahun biaya Operasi dan Pemeliharaanya dibebankan kepada APBN seperti biaya operasi dan pemeliharan (OP) pada DIPA, tahun 2010 di PPK Penyediaan air Baku I (PAB) ada biaya O dan P nilainya kurang lebih Rp.350 juta.Dan setiap tahun dialokasikan biaya op pada kali pelayaran seperti pada tahun 2022, Balai besar wilayah sungai brantas, melakukan pemeliharaan pemelihara sarana prasarana kali pelayaran, sesuai penjelasan Penjabat Pembuat Komitmen (PPK) Operasi dan Pemeliharan (OP) 4, Aryanto melalui pelaksanaan Teknik, Fery, Menjelaskan Dikerjakan sepanjang 108 meter, dengan tinggi pasangan tegak 3,3 meter, serta pondasi 1 meter, dengan total tinggi dengan pondasi 4.3 meter. dan saat ini masih dalam pengerjaan dan dikerjakan dengan Swakelola. Padahal kerusakan sarpras kali pelayaran, sangat panjang dan pintu air banyak yang rusak.

Adapun dana pembangunan infrastruktur dan rehabilitasi kali pelayaran yang sudah Terserap dari tahun 2007 sampi tahun 2008 totalnya kurang lebih Rp.42.819.671.400 Miliyar ,terdiri dari rehabilitasi tahun 2007 sebesar Rp.6,5 M dan pembangunan dan rehabilitasi tahun 2008 sebesar Rp.36.319.671.400 M. Kondisi infrastruktur kali Pelayaran ini, baru dua tahun dibangun/direhabilitasi sudah banyak yang rusak,ambrol,patah dan retak plengsengannya. Sampai tahun 2022 belum dapat ditangani, kecuali hanya dipeliahara rutin.

Namun baru dua tahun dibangun, sudah terjadi kerusakan, ini perlu penelitian secara seksama, sebab cepat rusaknya infrastruktur kali Pelayaran ini..Adapun rencana, awal air baku kali pelayaran, diperuntukkan memenuhi kebutuhan air bersih untuk 4,8 juta jiwa penduduk, melalui PDAM Surabaya 3,9 juta jiwa dan PDAM Sidoarjo 900 ribu jiwa, dengan peningkatan kapasitas 12 M3/detik. Namun dengan rusaknya infrastruktur kali pelayaran tersebut pemenuhan kapasitas 12 M3/detik di tenggarai tidak tercapai karena plengsengan banyak yang rusak dan ambrol, patah.

Disamping kurangnya kesadaran masyarakat sekitar, dengan melakukan budidaya ikan dengan menempatkan keramba-keramba dihulu kali Pelayaran, akan mempercepat dangkalnya kali ini, dan tingkat pencemaran akan tinggi, akibat pakan ikan pabrikan yang bercampur air sebagai bahan baku air bersih yang diolah PDAM.

Pada kesempatan terpisah, beberapa tahun silam Panggung Modus Operandi menanyakan pemanfaatan air baku kali pelayaran ke Perum Jasa Tirta I, cabang Surabaya. “PDAM Surabaya belum membutuhkan air baku pelayaran untuk IPAM Karang Pilang III, karena masih tercukupi kali Surabaya”. Widya Purwanto, General Manager Perum Jasa Tirta cabang Surabaya menjelaskan kepada Panggung Modus Operandi.

Penangan sarpras kali pelayaran yang rusak, tidak cukup dengan pemeliharan rutin, yang ditangani PPK OP4 yang malah hanya kegiatan rutin yang tidak membawa dampak apa-apa, pada mutu air baku, jika tidak ada penanganan Sarpras dan penertiban yang berkesinambungan,kendati sudah terpasang papan larangan terkait, Larangan mendirikan bangunan di wilayah sempadan kali, dan adanya jembatan besar yang diduga tidak ada ijin atau rekomtek dari BBWS Brantas, pembiaran memanfaatkan air dari saluran kali pelayaran tanpa izin. dan melakukan kegiatan yang mengakibatkan kerusakan Sumber air dan prasaranya, mempercepat laju kerusakan dan pencemaran. PMO/Steven,Pande.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here